Pada 15 Juni, tim Kuartet E memasuki pertarungan di Piala Dunia. Dalam pertandingan pertama grup di ibukota Brasil di stadion yang dinamai striker hebat Garrinchi, pertandingan terjadi antara tim nasional Swiss dan Ekuador.
Sebelum dimulainya pertemuan, orang-orang Eropa dianggap sebagai favorit dari sudut pandang bahwa daftar nama mereka terlihat lebih kuat. Swiss memiliki beberapa pemimpin yang diakui yang bermain untuk klub top di Italia dan tim lain di Eropa. Tapi orang Ekuador juga termasuk legiuner dari Eropa. Pertandingan itu ternyata sangat keras kepala.
Babak pertama dikenang untuk permainan yang sama, tetapi skor dibuka oleh Ekuador. Usai set-piece dari sayap kiri, umpan silang masuk ke kotak penalti Swiss yang berakhir dengan gol. Pada menit ke-22, Antonio Valencia menyundul bola ke gawang. Paruh pertama pertemuan berakhir dengan keunggulan minimal dari Amerika Selatan.
Perlu dicatat bahwa kedua tim berusaha mencari kebahagiaan di gawang musuh dengan tembakan jauh. Beberapa kali pemain Swiss melakukan tembakan berbahaya dari luar kotak penalti.
Babak kedua dimulai dengan hidup. Pada menit 47 setelah sepak pojok, Swiss menyamakan skor. Mahmedi mengirim bola ke gawang tim Ekuador, membuat skor sama.
Dari pertengahan babak kedua, kesan Swiss secara fisik lebih kuat. Pada menit ke-70, Eropa malah membuat gol. Namun, wasit membatalkan gol tersebut karena posisi offside.
Akhir pertandingan ternyata menarik. Masing-masing tim berusaha merebut kemenangan di menit-menit terakhir. Ekuador dalam serangan terakhir mereka bisa saja mencetak bola, tetapi tidak memanfaatkan momen itu, yang mengarah pada aksi serangan balik dari Swiss. 20 detik menjelang akhir pertandingan, Seferovic asal Swiss itu menggiring bola ke gawang Ekuador. Eropa menang 2 - 1, merebut tiga poin di detik-detik terakhir pertemuan.
Sementara Piala Dunia menyuguhkan penonton dengan pertandingan tanpa kompromi. Pertemuan yang sedang ditinjau tidak terkecuali.