Paula Redcliffe adalah atlet legendaris Inggris, pemegang rekor dunia dalam lari maraton dan pemenang ganda dari penghargaan AIMS Athlete of the Year. Tiga minggu sebelum Olimpiade London 2012, atlet tersebut mengundurkan diri dari kompetisi. Jalan menuju emas Olimpiade yang didambakan Lapangan terhalang oleh cedera kaki.
Paula Radcliffe lahir pada 17 Desember 1973 di Inggris dalam keluarga olahraga. Ayahnya adalah seorang pelari maraton terkenal, dan bibinya adalah wakil juara Olimpiade 1920 di Antwerpen. Sebagai seorang anak, pemegang rekor masa depan adalah anak yang sangat sakit-sakitan. Dia menderita asma dan anemia. Paula datang ke olahraga di bawah pengaruh ayahnya. Dia mencapai kesuksesan pertamanya pada usia 19 tahun. Kemudian Radcliffe menjadi juara dunia junior. Pada tahun 1997, ia memenangkan salib perak di kejuaraan dunia. Tahun berikutnya, ia menjadi juara Eropa pada jarak yang sama. Pada tahun 2003, Paula mengulangi kesuksesannya.
Pada tahun yang sama, ia membuat rekor dunia dalam maraton, yang belum ada yang bisa mengalahkannya. Radcliffe telah berkompetisi di empat Olimpiade. Pada Olimpiade 1996, 2000, 2004 dan 2008, Paula tidak bisa naik di atas posisi keempat di balapan terakhir. Di Olimpiade Beijing, dia bahkan sampai di garis finis di posisi ke-23.
Paul jauh lebih sukses dalam kompetisi komersial. Dia berhasil memenangkan maraton paling bergengsi enam kali: New York dan London.
Atlet baru-baru ini tinggal di Monako. Istri Paula adalah pelatihnya Gary Lowe. Bersama-sama mereka membesarkan dua anak. Atlet itu melahirkan anak keduanya pada 2010. Sudah pada tahun 2011, ia kembali ke olahraga besar. Pada saat yang sama, Radcliffe mengetahui bahwa dia termasuk dalam tim nasional Inggris di Olimpiade London 2012. Selama setahun terakhir, Paula, yang sudah berusia lebih dari tiga puluh tahun, memimpikan Olimpiade "rumah". Namun, menjelang Olimpiade, atlet mulai khawatir tentang cedera lama pada kaki kirinya, dan karena alasan ini dia terpaksa menolak untuk berpartisipasi. Maka dari seorang peserta lomba yang banyak diramalkan akan menang, sang atlit berubah menjadi penonton yang sederhana. Radcliffe tidak menyembunyikan kekecewaannya. Selama wawancara yang dia berikan pada malam Olimpiade, matanya selalu berlinang air mata.
Lantai bisa dipahami. Memang, atlet sedang dikejar oleh semacam batu Olimpiade. Sesuatu selalu mencegah pemegang rekor dunia menjadi yang terbaik di acara olahraga utama planet ini. Meski terluka, dia masih berharap bisa membalas dendam. Keikutsertaannya dalam Olimpiade berikutnya yang akan digelar di Rio de Janeiro pada 2016 masih menjadi pertanyaan besar. Pada saat itu dia akan berusia 43 tahun.